What happened, might be happen now
Pulang kampung kali ini mengingatkan saya pada satu pengalaman yang membingungkan plus memalukan. Mungkin karena pada saat kemaren itu saya lewat di kompleks rumah beliau, jadi kenangan yang,ehm, buruk seketika pun menghantam saya dengan keras. Pengalaman yang terlupakan, berikut kisah saya
Tepatnya tahun berapa saya sudah lupa, yang saya ingat, waktu itu pagi dan belum jam 7 alias belum apel pagi, kebiasaan sekolah-sekolah. Disekolah SMP saya yang dulu itu ada peraturan diadakannya piket buat seorang guru atau lebih untuk memantau keadaan kelas dan sekitarnya, misalnya saja kebersihan kelas dan halaman depan-nya.
Waktu itu saya baru sampai dan kebetulan hari Senin itu bukan jadwal piket kelas, jadi saya pun berleha-leha menunggu bel sekolah yang ga lama berbunyi tanda apel dan upacara bendera dimulai.
Datanglah tiba-tiba si bapak guru ini, dia memantau dan menyuruh kami untuk membersihkan halaman depan kelas kami. Tiba-tiba dia mengeluarkan kata yang, pretty offensive buat kami karena menyinggung guru wali kelas kami, kebetulan seorang ibu yang berumur lebih tua dari si bapak piket ini.
Saya cukup kesal dengan kata-kata si Bapak, alhasil saya jadi bete. Singkat saja, ibu guru wali kelas kami mengetahui tentang "perkataan" si bapak ini. Awalnya si Bapak panik deh kayaknya, tapi besoknya kelas kami pagi-pagi diserbu dia. Dia marah-marah dan menendang meja yang berada di hadapannya, untung saja ga ada siswa yang duduk di situ. Dan pada akhirnya, kami, siswa-siswa yang pagi itu 'sial', diundang dengan paksa untuk berdiri dari pagi sampai bel pulang.
BERAPA JAM ITU ! terus kami ga istirahat, that's mean KAMI KELAPARAN. *fiuh,lap keringat*
Pada endingnya yah, kami lulus dan sekarang saya udah mau magang,eh, kelewatan jauh yah.
Pada endingnya yah, kami dipaksa minta maaf kepada si Bapak piket dan yang bikin saya degil itu, ibu wali kelas kami pun ikut minta maaf.
Yang bikin saya kecewa itu, ketika guru-guru lain melihat kami dan berpikir kami adalah yang bersalah. Memang ada guru yang mengerti, dan ada guru yang pura-pura mengerti kalau kami ini cuma siswa yang belum tau apa-apa dan mengadu domba wali kelas kami dan si Bapak Piket.
Sampai sekarang saya kurang mengerti dengan kejadian itu. Kenapa kami yang disalahkan dan dituduh macam-macam. Mirip yah sama yang terjadi di Indonesia. Yang korupsi siapa, yang kena tuduh siapa, yang dibunuh siapa.
Sekarang pun saya masih penasaran, apa sebenarnya yang bapak itu cari atau kejar? Nama baik-kah, mau naik jabatan trus kami ini menjadi ancaman atau apa yah?
Yang tau, comment dibawah !
2 comments
ga ngerti... =_=a
REPLYsekian dan terimakasih.
Ahaha
REPLYOk