malas di-edit
Dia tak akan pernah tahu seberapa besar rasa kagum diriku pada dirinya. Hanya saja aku tak mau dia benar-benar mengetahuinya. Karena rasanya tak bisa, perasaan ini tak harus diketahui siapa-siapa. Bukannya aku menyerah, hanya saja, aku memang tak bisa. Aku tak mau rasa ini untuk diteruskan. Walaupun belakangan ini sifatnya berubah, menandakan kalau memang dia mengetahui sesuatu, tapi aku benar-benar tak bisa. Kita memang tercipta bukan untuk bersama. Dan kita tahu itu benar.
Dan sepertinya salah jika aku mempertahankan rasa ini. Aku tak mau tersakiti ataupun menyakiti orang lain lagi dengan sifat labilku ini. Karena sungguh tak bisa aku melihat orang yang dulu aku kagumi tersakiti, apalagi karena ketidak-dewasaanku. Kapan lagi aku melihat makhluk indah sepertimu dalam dunia ini? Rasanya hanya kau yang benar-benar membuat diriku yakin, kalau memang kita tak bisa. Terimalah itu.
Cukuplah bagiku untuk melihatmu, bukan untuk memandangmu. Cukuplah bagiku untuk mendengarkan, bukan untuk bicara denganmu. Cukuplah bagiku untuk kagum, bukan untuk mencintai. Karena sesungguhnya perasaan itu tak semestinya ada, sehingga tak akan ada rasa itu.
Memang ini tak adil. Kita tak bisa bersama, walaupun kita sangat menginginkannya. Hanya saja rasa itu memang tak ada dalam diriku. Aku hanya bisa menggagumimu, bukan untuk memilikimu. Aku belum siap untuk terluka dan menghiasi malam-malam ku dengan ribuan tetesan airmata. Rasanya aku tak mau ada luka yang sama dalam hatiku.
Aku tahu, tak adil bagi dirimu. Kau bukan orang yang sama dengan dia yang memang benar-benar membuat diriku terluka. Namun pahamilah, aku tak bisa. Cukuplah segala rasa indah yang aku miliki dengan seseorang yang benar-benar aku inginkan. Aku benar-benar tak bisa.
Jadi ku mohon, hentikan segala tindakan yang membuat aku berpikir berulang-ulang tentang kesempatan yang mungkin ada diantara kita. Walaupun aku tahu tak akan kesempatan diantara kita, tapi bila kau tetap membuat aku tergoda untuk berpikir,kesempatan itu terpaksa akhirnya ada. Dan aku hanya tak bisa.
Seandainya kau tahu apa dalam hatiku ini, kau mungkin tertawa. Kau benar-benar hampir membuat aku berharap akan adanya kesempatan antara kita. Hentikan, aku mohon. Karena sekarang dan selamanya, aku tak mau memaksakan kesempatan antara kita berdua