Monday, July 4, 2011

Bagi sebagian besar orang, hari ulang tahun adalah sesuatu yang sakral dan sepatutnya dirayakan. Tanggal yang sama ketika manusia keluar dari rahim ibunya, yang mendatangkan sukacita bagi mereka yang menginginkannya.
Sukacita itu yang ingin mereka rasakan terus tanpa peduli sudah berapa kali mereka rayakan. Karena sesungguhnya tanggal dan bulan yang sama dengan kelahiran masing-masing kita terjadi tidak setiap hari, tapi setahun sekali atau bahkan empat tahun sekali.

Pada bulan Juni, minggu pertama, saya mendapat kepercayaan lagi untuk bertambah tua. Namun entah kenapa, bagi saya, setiap perayaan apapun tak terasa begitu menyenangkan. Ulang tahun, natal, tahun baru, bahkan valentine.
Hari-hari itu terasa hambar dan tak bermakna apa-apa. Saya bahkan pernah menaburkan dukacita saat valentine. Memang saya jomblo pada saat itu, tapi bukan itu yang membuat saya “bete”. Hal yang membuat saya jengkel bukan karena ga dapat cokelat (saya dapat cokelat dari kakak asuh di asrama saya) atau karena ga ada yang ngucapin, tapi karena saya rasa, ada beberapa orang yang baik hari itu saja.

Perayaan valentine saya (jujur nih) belum pernah ada yang spesial. Atau mungkin tepatnya, tak pernah ada yang istimewa. Rasa kecewa pun makin membuat saya penuh frustrasi tatkala saya berulangtahun.

Dan ya, seperti kebanyakan orang, saya treat teman-teman dekat saya. Karena saya belum pernah bikin ultah nih di KFC (maap,norak) ya, saya traktir mereka aja di sana. Tapi ga pake acara balon-balonan atau pake badut segala. Simple saja, makan. Namun ada hal yang membuat hati saya tak enak, karena sampai hari itu, saya rasa hari-hari yang saya lewati, semuanya sama. Kecuali mungkin hari libur, karena seharian ga tahu ngapain tuh.

Sebulan sebelum ulang tahun saya, berbagai macam ide terlintas di pikiran saya. Mau bikin di mana, mau ngapain aja, berapa budget-nya, pokoknya semuanya sudah siap, kecuali dana-nya. Dan itu yang membuat saya pada hari H-nya marah besar. Karena perayaan ini bagaikan sangat kekurangan biaya. Padahal it suppose to be special. Karena itu hari ulang tahun saya. Dan seminggu in row itu, saya nangis tiap malam bahkan pas weekend-nya ga pulang kampung, karena saya tahu, saya cuman bakal bikin rusuh dalam rumah. Dengan suasana hati yang ga bagus untuk dibawa pulang.

Sejujurnya, sampai sekarang saya masih bingung dan marah sedikit akan keadaan. Seandainya ini, seandainya itu. Ya, saya tahu saya salah. Tapi dengan sifat yang sulit untuk share ke orang lain, saya cuman bisa memendam perasaan marah dan jengkel itu. Ya, suatu hari perasaan itu akan muncul lagi dengan akibat yang buruk, and yeah, it was happen for couple days after my birthday. Handphone saya pecah layar LCD karena saya lempar ke dinding kayu, meja saya berantakan, kamar saya bak kapal pecah dan hati saya kayak ga rumah yang ga bayar-bayar listrik berbulan-bulan yang ga mampu beli lampu botol atau semacamnya. Nyesel? Pasti. Keputusan saat marah memang berakibat fatal dan ga bagus pada akhirnya, jika diambil tanpa pikir panjang. Tapi hidup tetap berlanjut.

Dan inilah saya sekarang. Termenung di depan laptop sesekali, terhenti untuk mendengarkan suara hati, dan blank tanpa tahu harus nulis apa lagi. Bagi saya sekarang, hari-hari perayaan itu memang pantas dirayakan karena dibuat untuk mengingatkan. Tapi bukan berarti kasih sayang terjadi pada hari itu saja. Kenangannya yang membuat kita sadar, bahwa seseorang pernah melewatinya dan ingin dikenang selama kita masih bisa. Penghargaan yang membuat kita sadar akan makna penting dalam hari itu, itulah yang disebut merayakan.

wonderzka . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates