Friday, July 29, 2011

Malam ini random banget. Perasaan gue maksudnya. Bukan muka, bukan dosen, bukan teman, bukan guru les bahasa inggris gue, bukan macet, dan terutama bukan baju gue. Perasaan random ini gue dapat dari hal yang sebenarnya ga random. Ke-random-an berakhir dengan penggalauan. Penggalauan ini yang membuat gue akhirnya tak bisa tidur di bawah jam 1 subuh. Maaf kalo baru awalnya saja udah dipatok langsung ke intinya. Maklum, sedang random.
Awal kisah...

Semua entah berawal dari mana. Gue lupa dengan hal penyebab dari semua ini. Mungkin kalo gue ga temenan sama temen gue sekarang, dia bakal have no idea gue ini siapa. Atau mungkin kalo gue ga kuliah di kampus gue sekarang, mungkin saja gue ga ketemu dia. Atau mungkin kalo Anang ga pisah sama Syarini, ini ga mungkin kejadian.
Hal yang menyebabkan ini semua hanya satu yang gue ingat. Hutang. Hutang yang ditebang sama penebang tak bertanggung jawab akan nasib anak cucu mereka nanti. Hutang yang merupakan paru-paru bumi pun berkurang secara drastis per tahunnya. Hutang pun makin berkurang dan polusi makin bertambah. Hutang yang merupakan habitat aslinya binatang-binatang yang senengnya, yang nyamannya, tinggal dalam hutang pun akhirnya dipaksa minggat karena habitat aslinya yang berkurang dan akhirnya mereka tinggal tetanggaan deket manusia-manusia polos yang innocent-innocent gitchu... manusia-manusia yang innocent-innocent gitchu pun akhirnya di serang sama binatang-binatang yang lagi transmigrasi itu... kasihan binatangnya, udah di gusur harus sibuk-sibuk nyerang warga lagi biar dapat makanan, atau mungkinbiar dapat perhatian. Biar berkicau terus nyerang orang-orang yang innocent-innocent gitchu...
Tapi beda sama yang hutang satu ini. Hutang yang berawal dari numpang tanya doang, akhirnya berlanjut ke ngobrol doang. Dan ngobrol-ngobrol doang itu bergulir ke cuma jalan biasa-biasa doang. Jalan-jalan biasa doang itu pun terus berjalan ke nonton-nonton yang pake doang-doang, karena ga nonton dik doang. Bersambung...
Kedoang-doangan ini sebenarnya tak lepas dari rasa penasaran kedua orang ini, menurut gue. Entah pihak-pihak lain. Kedoang-doangan yang biasa-biasa ini tak pernah gue kira akan keterusan sampai ketidak doang-doangan. Kedoang-doangan ini merajalela karena berawal dari doang dan terus berlanjut karena kita tak tahu harus berhenti dimana. Kedoang-doangan ini pernah membuat seseorang hampir kepeleset, karena jalannya begitu licin dan kelicinan ini yang hampir membuat seseorang ini menjadi licik. Kedoang-doangan yang berakhir dengan gini doang...
Orang yang hampir kepeleset tadi sadar kalo dia mau jatuh, dia hanya diam pada awalnya. Namun akhirnya dia sadar kalo dia jatuh pasti badannya ada yang sakit. Kesakitan itu udah berkali-kali dia rasakan dengan kedoang-doangan yang bibit bebet bobotnya beda. Saat ia sadar, ia hanya mengandalkan dirinya sendiri, karena sepertinya tak ada orang yang mau menahannya. Suatu hari akhirnya ada dua Rajawali yang muncul kayak di sinetron. Terbang merendah dan mengangkat tinggi si seseorang ini. Menerbangkannya tinggi untuk melihat situasi sesungguhnya. Kalau sebenarnya ia ngga harus jatuh, ia ngga boleh berpikir kalo dia ngga ada yang care. Karena sesungguhnya ada yang bisa membuat kita jatuh dan akan ada sesuatu atau seseorang atau mungkin 2 orang yang mampu mengangkat kita tinggi karena ga rela kita berjatuh-jatuhan lama. Mereka ga mau kita lama-lama di lubang yang sama tanpa mau kembali naik ke permukaan, tanpa mau terbang lagi.
Penerbangan yang seseorang rasakan itu singkat, tapi ngefek panjang. Ia pengen berterima kasih sama tuh 2 Rajawali, tapi ngga punya ayam. Barangkali ni 2 Rajawali pengen Marlboro kalee ya. So seseorang ini akhirnya mengambil keputusan yang ga penting-penting amat. Dia cuman bersikap biasa doang *doang muncul lagi-____-*. Ada sesuatu yang menghentikannya untuk jatuh dan ada akhirnya ia menghentikan sesuatu untuk memulai yang baru. Emang sesuatu itu apa?
Udah akh nih seseorang. Enak baget nih seseorang ambil tempat di blog gue. Gue juga cape cerita nih seseorang. Gue mau cerita tentang kerandoman gue dulu.
Awal kisah...
Gue lapar. Gue pengen makan. Dan gue ke cafe senior gue yang naksir temen gue dan akhirnya temenen sama gue. Gue gitu lho...
Gue laper. Gue pesen makanan. Cuman ada ayam dan ikan goreng. Gue bosan liat ayam sama ikan.
“Nasi sama telor dadar,mau?”, tanya si tante imut :D
“Emang ada tante?”, gue balik nanya :3
“Ada dong. Mau ngga?”, si tante imut malah balik nanya.
“Itu aja, asal bukan mboknya”, yang saya maksudkan emaknya si telur yang mau didadarin.
Gue lapar. Akhirnya gue kenyang. Sambil nunggu sesuatu *atau seseorang?* gue pun bertutur kisah, menceritakan beberapa cowok yang pernah gue taksir kepada seseorang yang diikuti oleh seseorang lainnya. Mereka malu kalo harus pake nama asli buat dimuat di blog ini. Maaf, blog ini mau tak mau harus disensor. Jadi nama yang diceritakan pun disamarkan karena korban perkosaan malu buat nguber-nguber pelaku. Karena pelaku ternyata ayah tirinya. Ayah tiri pacarnya.
Sebut saja bunga. *Bunga bunga bunga*
Bunga ini rentangnya lumayan lama, ampir 2 tahun in row. Tapi ada sesuatu yang membuat gue ilfil. Ternyata bunga ini adalah bunga mary gold chicken sh*t. Bunga tahi ayam. Emaknya telur yang didandanin, eh, dadarin.
Kelar dari bunga, ada bunga lain yang ukurannya lebih tinggi dari bunga mary gold emaknya telur yang didadarin. Bunga ini cuman tumbuh kurang dari 6 bulan dalam hidup saya. Ada sesuatu yang membuat saya ilfil. Ternyata bunga besar dan tinggi ini mengeluarkan bau yang lebih pekat busuknya dari bunga emaknya telor yang didadarin. Bunga ini adalah bunga Rafflesia Arnoldi a.k.a bunga Bangke.
Ada rentang lama sampai saya menemukan *atau ditemukan?* sama bunga lainnya. Tapi bunga ini saya curigain. Jangan-jangan dia lebih busuk dari bunga bangke? Gue ga mau termakan lagi sama penampilan bunga-bunga lagi. Keliatannya sih enak,ternyata eh ternyata, busuknya minta diparfumin. Loe kira gue mbak-mbak SPG jualan parfum? Lagian sepertinya ga guna gue parfumin. bunga-bunga yang dari sononya ngeluarin bau busuk tetap busuk, karena mereka sendiri hanya tahu berbusuk-busukan. Mereka yang ngga berubah, malah yang bangke mau mau ngeracunin gue dengan kebusukannya. Busuk ga tuh?!
Lanjut...
Bunga ini emang cantik. Enak dipandang. Dibawa kemana-mana pun kelihatan bagus. Baik-baik saja. Tapi bunga ini ternyata udah dipetik sama orang lain. Yah, gue pun malas. Emang ga ada bunga-bunga lain dipadang gurun? Banyak dong. Bunga kaktus, bunga bank, bunga di tepi jalan, dan bunga-bunga lain yang lagi bermekaran.
Akhirnya ni sesuatu *atau seseorang* datang ke kafe senior yang naksir temen gue yang akhirnya temenen sama gue. Gue gitu lho... Akhirnya datang juga. Jujur yah sesuatu,atau seseorang, gue datang malam ini bukan cuman karena lapar doang. Karena ada sesuatu yang gue pesen dan loe bilang ambil di kafenya brewok*nama disamarkan*. Loe yang suruh kan? Gue cuma nagih doang*doang muncul kembali dengan lain cerita*. Jadi pertanyaan terbesar gue sebenarnya adalah: loe barang apa orang sih?
Kosan saya emang technically ga tutup sharply jam 10.00 . Tapi ada sesuatu yang bikin gue ga tega buat ngebangunin temen-temen kos di tengah mimpi mereka. Jadi dengan berat sebelah, gue pulang. Di perjalanan itu terjadi pembicaraan singkat, padat dan akhirnya ... kurang jelas. Kayak ada sesuatu yang tertinggal dalam hati buat diomongin. Apakah itu? Tanyakan pada rumput yang menari.
Jujur, gue bego. Ada part yang HARUS gue cut. Gue tolol banget. Ada harapan kecil dari hati gue entah kenapa muncul, supaya dia ngga anggap gue bego dan mempertanyakan IP 4 gue yang di dapat dengan ... perjuangan seadanya. Emang Tuhan ga pernah meninggalkan orang yang tertinggal.
Ke-bego-an itu ga bisa gue muat di blog. Bukannya gue malu, tapi gue harus mikir inisial nama lagi. Daaan,gue habis ide mau di-inisial-in apa lagi tuh homo. Oh, gue dapet. HOMO!
Entah otak gue udah cape, atau karena emang bego, tapi sejujurnya gue emang ga lagi mikirin dia. Pikiran gue kurang konsen kali gara-gara kebanyakan makan telur yang didadarin tadi. Gue pun naik gunung dengan tangan yang menjambak-jambak rambut sendiri. Hanya Tuhan yang tahu.
Kesalahan kecil itu ternyata berakibat bener-bener fatal. Kesalahan yang seharusnya ga terjadi, malah membuat jangkrik berkrik-krik ria dalam sanubari. Kesalahan yang membuat upaya saya terlihat blend with situation ancur berkeping-keping gara-gara ke-HOMO-an. Kesesatan yang menghancurkan iman, membawa penyesalan yang besar. Gue tersesat dalam kebegoan. Ampuni gue sesuatu, honto gomen ne!
Tapi ada beberapa hal yang luar biasa terjadi malam ini. Salah satunya, gue kembali berharap akan memetik bunga yang ga busuk, yang ga bangke, yang masih setia sama akarnya. Bunga yang gue harap bisa nuntun gue keluar dari kebegoan gue. Bunga yang bisa bantu mencairkan hati yang pernah berhenti berharap karena ga tahan sama kebangkean. Yang terutama, bisa gue genggam tanpa harus merasa insecure karena gue pedicure. Bunga yang bisa gue genggam dalam situasi apapun, tanpa rasa takut buat berharap. Bunga,oh bunga...

wonderzka . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates